Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

HIV AIDS Merebak, Negara Harus Bertindak

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar menerangkan perkembangan HIV Aids di Kabupaten Banjar mengalami peningkatan. Jumlah kasus HIV Aids dari tahun 2005 sampai 2018 ada sebanyak 138 kasus yang terdiri dari 105 HIV dan 35 Aids. Jika dikategorikan berdasarkan jenis kelamin, HIV lebih banyak laki-laki dibanding perempuan yaitu 61:31 dengan total 105 orang, sedangkan Aids nampak lebih banyak laki-laki yaitu 23:10 dengan total 33 orang. Penyebaran HIV AIDS kebanyakan didapati dari berbagai kelompok, seperti perkumpulan lelaki sesama jenis, maupun lelaki yang sering berhubungan badan dengan perempuan lain, dan menularkan kepada istrinya. (kanalkalimantan.com, 12/11/2018). Mendengar Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), bikin merinding. Virus ini, belum ada obatnya. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kalsel, pengidap tertinggi ada di Kota Banjarmasin. Angkanya 7

KIP, Potret Diskriminasi Pendidikan

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Nama bantuannya adalah Program Indonesia Pintar (PIP). Yang berhak menerimanya adalah pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP). Namun, pengelolaan bantuan ini menimbulkan kerumitan. Kartu Indonesia Pintar diluncurkan mendekati akhir 2014. Hampir empat tahun berjalan, penyaluran bantuan untuk pelajar miskin itu masih tersendat-sendat. Jika tak ingin disebut dirundung banyak masalah. Mulai dari data yang tidak akurat, penerima bantuan yang diam-diam sudah “menghilang”, hingga lambannya penerbitan SK pencairan oleh kementerian. Sementara, nominal bantuan PIP sebenarnya tak seberapa. Besarannya adalah Rp 225 ribu per tahun untuk siswa kelas I dan VI. Sedangkan untuk kelas II sampai V dibantu Rp 450 ribu per tahun (kalsel.prokal.co, 01/09/2018). Dinas Pendidikan Kota Banjarmasin menyebutkan, sebanyak 934 orang siswa tidak layak lagi mendapat Kartu Indonesia Pintar (KIP). Menurut Kabid Bina Pendidikan SD Disdik Kota Banjarmasin, sebanyak 934 siswa ini tidak layak lagi men

Murahnya Harga Sebuah Nyawa dalam Aturan Manusia

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Hampir tiap hari media cetak dan digital menyajikan berbagai berita pembunuhan. Seakan begitu gampang membunuh orang hanya karena persoalan sepele. Bahkan, kasus pelenyapan nyawa orang lain ini juga menghiasi berita di Banua. Dua peristiwa menghebohkan Kalsel terjadi di akhir November lalu. Sebagaimana dilansir kumparan.com, ditemukannya sesosok mayat tanpa kepala di pinggir jalan Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Selasa (20/11/2018). Dan hanya berselang tiga hari, banjarmasin.tribunnews.com memberitakan tewasnya seorang perempuan dalam mobilnya sendiri dengan leher tergorok pada Jumat, 23/11/2018 di jalan Ahmad Yani Km 11,800 Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar.   Itu baru fakta di satu kabupaten. Bagaimana dengan realita di kabupaten yang lainnya? Sungguh ini mengerikan. Sekaligus memprihatinkan. Semakin meningkatnya kasus pembunuhan yang terang-terangan menunjukkan adopsi sistem hidup Kapitalisme telah berhasil memunculkan banyaknya krimina

Islam Rahmatan Lil 'Alamin, Bukan Kosmopolitan

Oleh: Fathanah Mukhlisah* Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari terus mendorong pengembangan Islam, tidak hanya secara lokal tapi juga internasional. Diungkapkan Rektor UIN Antasari, Islam harus bisa menjadi rahmatan lil alamin atau Islam Kosmopolitan. Menurutnya, Islam adalah agama yang universal, sehingga sudah saatnya Islam kosmopolitan diwujudkan dengan cepat. “Untuk mewujudkan Islam Kosmopolitan atau Islam yang mendunia, perlu beragam upaya termasuk menggelar konfrensi internasional untuk membahas strategi untuk mewujudkan Islam Kosmopolitan, ucapnya (kalsel.prokal.co, 15/11/2018). Konferensi Internasional bertema Islamic Cosmopolitanism: Doctrine, Praxis, and Pardox sukses digelar UIN Antasari bertempat di G Sign Hotel Banjarmasin. Menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri di antaranya dari Mahidoy University Bangkok, National Chengchi University Taiwan, UIN Sunan Kalijaga, serta UIN Antasari, konferensi ini diikuti oleh ratusan peneliti, dosen, juga mahasiswa.  UIN A

South Borneo Arts Festival

Oleh: Nor Aniyah,  S.Pd (Praktisi Pendidikan) Seniman dari sejumlah negara berhadir pada gelaran South Borneo Art Festival di kawasan Kiram kabupaten Banjar pada 11 hingga 19 November. Festival budaya bertaraf internasional ini adalah yang pertama kalinya digelar Pemprov Kalsel. Kabid Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, Akhmad Subakti mengungkapkan, seniman dari luar negeri berasal dari Australia, Malaysia, Jepang, Belanda bahkan Amerika Serikat. Dia menerangkan, festival ini juga sebagai upaya untuk menarik minat wisatawan agar mau datang ke objek wisata di Kalsel. Pada even ini, berbagai kegiatan seni akan ditampilkan, diantaranya seni drama, pembacaan puisi, hingga tari. Desa Kiram tempat pelaksanaan acara terbilang jauh dari kota. Panitia sengaja menggelar pentas seni ini dengan tema alam, agar lebih hidup dan bermakna. Tak tanggung-tanggung. Untuk mempermudah akses para penonton, pihaknya berencana akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan a

Tua Muda Tetap Nulis

Oleh: Nor Aniyah Ada yang menyangka urusan tulis-menulis atau karang-mengarang itu untuk yang muda-muda, yang remaja saja. Seakan-akan hanya ditujukan buat kalangan mereka, yang tua mengalah. What ?  Banyak hal yang seolah jadi pembenaran akan ini. Memang kebanyakannya kegiatan nulis tak cukup akrab dengan mereka yang telah dewasa usianya. (Kalau nggak mau dibilang tua. Hehehe).. Kalangan dewasa seakan telah disibukkan dengan banyak hal. Urusan kerja, nyari nafkah atau mengurus rumah tangga misalnya. Rasa-rasanya, nggak ada waktu lagi buat nulis.  Nah, pemikiran semacam ini sudah seharusnya kita ubah dan diperbaiki. Kenapa? Pasalnya, menulis itu kan kegiatan yang tak memgenal batasan usia. Baik kaum hingga kaum tua sekalipun tak masalah, silakan menulis.  Oiya, bukan sebuah hal yang aneh lagi, jika ada orang yang sudah berusia lanjut, tapi dia tetap menulis dan menghasilkan karya. Misalnya, Marion Howard Spring yang menulis novel " Elevent Stories and a Begining" ketika beru