Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2017

Hijab dan Kebebasan Berekspresi

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd “Tunjukkan dirimu! Berani jadi diri sendiri!" Ingat sang DJ bercadar yang sempat viral. Tampil pede dengan caranya, tanpa takut kritikan massa. DJ bercadar pun berpesan kepada para hijabers muda agar jangan takut menjadi diri sendiri. Lakukan apa yang memang “Anda senang tidak perlu memusingkan omongan orang lain.” Ia juga mengingatkan, kalau setiap orang punya cara yang berbeda-beda untuk mengekspresikan diri. Mau dibilang "kekinian", jadi harus rela ikuti tren. Banyak yang mengatakan, Muslimah berhijab, nggak jadi masalah kok. Apapun yang bisa membanggakan silakan, dilakukan! Benarkah demikian? Bebas Berekspresi Istilah kebebasan berekspresi muncul sejak reformasi dan penerapan sekularisme di negara-negara Barat dan Eropa. Tepatnya setelah mendapat pengakuan hukum pada tahun 1948 oleh PBB pada pasal 19 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, "Setiap orang berhak atas kebebasan berpendapat dan berekspresi, hak ini termasuk kebebasan memil

Pendidikan Plus Keteladanan

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Dunia pendidikan kita sempat kembali menjadi sorotan. Menyangkut keteladanan guru sebagai sosok panutan siswa tercoreng. Seperti kata pepatah, "Guru kencing berdiri, murid kencing berlari." Bila guru sudah begitu, siswa apalagi. Kejadian itu bermula, ketika KS bertanya kenapa iuran PU belum dibayar. Mendengar ucapan KS, kelima siswi itu pun tidak bisa berkata-kata, mereka hanya bisa diam sembari mendengarkan ocehan dari oknum guru itu. KS malah mengeluarkan kalimat: "Jual saja diri kalian ke JB (nama salah satu tempat hiburan malam di Padangsidimpuan), supaya tunggakan kalian ini bisa lunas." Setelah keluar dari ruangan, sejumlah siswi langsung menangis karena ucapan dari oknum guru itu menyakiti dan merendahkan martabat mereka. Awalnya, para siswi itu takut mengungkapkan yang dialami mereka, karena mereka tidak mau berurusan dengan pihak sekolah. Keberanian kelima siswi tersebut mengungkap perlakuan guru itu muncul setelah salah seorang s

Di Bawah Naungan Panji Rasulullah

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Kita lihat saat ini kebanyakan orang, khususnya kaum muda begitu bangga mengenakan atribut kekinian. Mengikuti tren terbaru. Baik, artis idola atau publik figur berupa slogan dan simbol-simbol yang menampakkan kepada yang disebut "keren" langsung saja diduplikat tanpa berpikir cermat. Ada suatu hal yang baru, langsung jadi viral. Kebanyakan orang berbuat seperti itu karena belum tahu siapa dan seperti apa yang sebenarnya layak diikuti. Melakukan peniruan tanpa paham hal itu  sebuah kebenaran atau kesalahan. Kalau ada seseorang yang sangat mengidolakan artis bollywod misalnya, pasti tahu berbagai hal tentangnya. Misalnya: harus tahu tanggal lahir, kesukaan, bahkan artis itu sedang di mana dan berbuat apa, semua tahu. Karena katanya, seberapa banyak mengetahui, begitu juga dekatnya dengan yang dikagumi.” Minimal mengetahui dari kebiasaan atau simbol yang dipakainya. Seakan sangat penting, tak boleh dilupakan. Nah, sekarang kalau ditanya tentang agama