Oleh: Nor Aniyah, S.Pd
(Praktisi Pendidikan)
Seniman dari sejumlah negara berhadir pada gelaran South Borneo Art Festival di kawasan Kiram kabupaten Banjar pada 11 hingga 19 November. Festival budaya bertaraf internasional ini adalah yang pertama kalinya digelar Pemprov Kalsel.
Kabid Pembinaan Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, Akhmad Subakti mengungkapkan, seniman dari luar negeri berasal dari Australia, Malaysia, Jepang, Belanda bahkan Amerika Serikat. Dia menerangkan, festival ini juga sebagai upaya untuk menarik minat wisatawan agar mau datang ke objek wisata di Kalsel. Pada even ini, berbagai kegiatan seni akan ditampilkan, diantaranya seni drama, pembacaan puisi, hingga tari.
Desa Kiram tempat pelaksanaan acara terbilang jauh dari kota. Panitia sengaja menggelar pentas seni ini dengan tema alam, agar lebih hidup dan bermakna. Tak tanggung-tanggung. Untuk mempermudah akses para penonton, pihaknya berencana akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan angkutan dengan trayek khusus ke Kiram selama acara berlangsung.
“Ini sedang kami koordinasikan untuk menyukseskan acara. Sudah saatnya seni Kalsel mendunia,” tandasnya. (kalsel.prokal.co, 08/11/2018).
Tak hanya diikuti sejumlah seniman dari propinsi setempat, Festival seni Kalimantan Selatan juga diikuti para seniman dari sejumlah daerah di Sumatera, Jakarta dan Pulau Jawa, bahkan dari 13 negara sahabat. Tiga penari baksa kembang, mengawali pembukaan event tersebut pada 11 November 2018. Tarian khas Kalimantan Selatan yang biasanya dipersembahkan untuk tamu-tamu kehormatan yang datang ke bumi antasari ini mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta dan undangan yang hadir. Sejumlah peserta dari Jepang, Nederland dan Australia bahkan ikut menari dalam irama musik tarian Japin (rri.co.id, 12/11/2018).
Seni adalah kemampuan akal menciptakan sesuatu yang bernilai tinggi. Seni, yaitu hasil karya yang mempunyai keindahan, dapat dinikmati serta dirasakan manusia. Karya seni baik seni musik, seni rupa, ataupun bentuk lainnya, tidak terlepas dari pandangan hidup tertentu.
Saat ini, walaupun penjajahan secara fisik telah hilang, tapi serangan dalam bentuk lain masih berlangsung. Serangan pemikiran, tsaqofah, budaya dan politik sekuler telah dilontarkan dengan segenap daya upaya. Serangan itu dilakukan untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya. Mereka berusaha sekuat tenaga merusak keindahan wajah Islam di hadapan kaum Muslimin, serta menjauhkan hadirnya kembali Islam ke tengah kehidupan.
Salah satunya, menjadikan kesenian sebagai bagian dari kehidupan. Mengumpulkan pekerja seni dari berbagai daerah dan negara-negara lain untuk saling kenal dan berkolaborasi. Mengangkat budaya lokal untuk menarik investor. Namun tanpa disadari semakin menenggelamkan Islam sebagai agama politik di Kalimantan Selatan.
Ini memang bagian dari Kapitalisme global untuk mensekulerkan semua lapisan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupan. Dan seni sebagai salah satu pintu masuknya. Mirisnya, penguasa justru menjadi fasilitatornya.
Sebenarnya, seni dalam Islam dipahami sebagai bagian yang tak terpisahkan dari peradabannya. Namun, seni yang boleh diangkat hanyalah yang tak menyelisihi syariat. Baik seni musik, tari, lukis, arsitektur, dan sebagainya. Dan keberadaannya justru menunjukkan eksistensi kemajuan peradaban Islam yang mulia.
Jika bertentangan dengan syariat Islam, seperti seni pahat dan seni lukis yang terkait dengan makhluk bernyawa, jelas akan ditinggalkan dan tak akan menjadi bagian dari Islam. Begitu pula seni tari yang mengumbar aurat dan gaya yang erotis, tentu tak berkesesuaian dengan syariat dan tak layak dilestarikan. Tugas negara lah mengatur dan menjamin terjaganya akidah umat dari kesenian asing yang bertentangan dengan Islam.
Sangatlah menarik mencermati zaman keemasan negara Islam. Selain terdapat banyak ulama mujtahid yang membuat hidup terarah, dan para ilmuwan dan insinyur yang membuat hidup lebih mudah, bertebaran pula para seniman yang membuat hidup lebih indah. Para seniman ini adalah orang-orang beriman, yang menjadikan iman sebagai poros hidup.
Berbagai hikayat dari zaman pra Islam dimodifikasi dan diberi semangat iman. Khilafah Islam mewarisi berbagai alat musik bangsa-bangsa yang ditaklukannya sekaligus memperkayanya dengan alat-alat musik baru. Sekalipun ada ikhtilaf di antara para fuqoha dari yang menghalalkan dan mengharamkan musik, tokoh Al-Farabi tetap meneliti dan menciptakan berbagai alat musik yang sebelumnya tidak dikenal, seperti piano. Sedang seni teater dikenal baik yang dimainkan oleh orang maupun dalam bentuk boneka yang di Indonesia kemudian berkembang dalam bentuk wayang. Seni ini sudah dikenal di masa Abbasiyah kira-kira 1000 tahun yang lalu dengan mengambil episode dari sejarah Islam. Para khalifah Utsmaniyah, termasuk Sulaiman al-Qanuni juga dikenal sangat antusias menonton sandiwara boneka (www.fahmiamhar.com/tag/kesenian-islam).
Demikianlah, beberapa aturan sistem Islam dalam mengatur terkait kesenian. Penerapan sistem ini tak hanya akan mendatangkan kebahagiaan tatkala di dunia, namun juga di akhirat. Keberagaman dan kekayaan bentuk seni disatukan oleh satu tujuan, yaitu sebagai sarana beribadah kepada Allah SWT. Dari kesenian tersebut, dapat tercipta kekayaan khasanah Islam, yang akan membawa manusia pada rahmatan lil alamiin.[]
#SBAF2018 #Kiram #southborneo #Seni #Islam #BanuaSyariah #Kalsel
--------
Follow, Like, Share, Comment
Muslimah Banua News
@muslimahbanuanews
@muslimahbanuanews
@muslimahbanuanews
Komentar
Posting Komentar