Langsung ke konten utama

Islam Rahmatan Lil 'Alamin, Bukan Kosmopolitan

Oleh: Fathanah Mukhlisah*


Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari terus mendorong pengembangan Islam, tidak hanya secara lokal tapi juga internasional. Diungkapkan Rektor UIN Antasari, Islam harus bisa menjadi rahmatan lil alamin atau Islam Kosmopolitan. Menurutnya, Islam adalah agama yang universal, sehingga sudah saatnya Islam kosmopolitan diwujudkan dengan cepat.


“Untuk mewujudkan Islam Kosmopolitan atau Islam yang mendunia, perlu beragam upaya termasuk menggelar konfrensi internasional untuk membahas strategi untuk mewujudkan Islam Kosmopolitan, ucapnya (kalsel.prokal.co, 15/11/2018).


Konferensi Internasional bertema Islamic Cosmopolitanism: Doctrine, Praxis, and Pardox sukses digelar UIN Antasari bertempat di G Sign Hotel Banjarmasin. Menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri di antaranya dari Mahidoy University Bangkok, National Chengchi University Taiwan, UIN Sunan Kalijaga, serta UIN Antasari, konferensi ini diikuti oleh ratusan peneliti, dosen, juga mahasiswa. 


UIN Antasari Banjarmasin sebagai pihak penyelenggara mendorong pengembangan Islam, tidak secara lokal saja melainkan juga secara global. 


Islam adalah agama yang universal sehingga muslim di Indonesia bisa saja (kulturnya) berbeda dengan muslim di Thailand ataupun Taiwan. Terlebih lagi kita sekarang memasuki Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan kehadiran teknologi canggih seperti ponsel pintar yang mengkoneksikan kita dengan muslim lainnya di dunia. Melalui ini kita bisa menghayati nilai-nilai kosmopolitanism, jelasnya Rektor UIN Antasari Banjarmasin, yang menjadi salah satu pembicara.


Pembicara dari UIN Sunan Kalijaga, juga menyebutkan bahwa konferensi ini sangat penting mengingat bisa menjadi wadah untuk berdiskusi tentang dunia global dan Alquran secara kontekstual. 


Universalitas Islam dan juga Alquran perlu ditafsirkan dari masa ke masa secara kontekstual. Dengan ini kita bisa mengaplikasikan konsep-konsep Alquran dan Islam secara umum, dengan kata lain kosmopolitanism, tuturnya (www.uin-antasari.ac.id). 


Ini menjadi langkah mengokohkan Islam universal secara nasional dan internasional. Namun, universal yang dimaksud di sini artinya sama dengan toleran dengan keberagaman. Bukan universal yang bermakna menyeluruh. Dan mahasiswa kampus agama Islam dipandang sebagai salah satu agen perubahan yang potensial, yang mampu membawa nilai Islam kosmopolitan ini ke seluruh lapisan masyarakat.


Berbagai istilah terkait Islam kini terus diciptakan. Tujuannya tak lain agar umat mudah dibenturkan satu sama lain. Islam kosmopolitan mulai dikenalkan sebagai sesuatu yang baru. Padahal esensinya ingin menguatkan pemahaman Islam Liberal di tengah-tengah masyarakat Indonesia. 


Sejatinya Islam itu hanya ada satu yaitu Islam, yang mendatangkan Rahmatan Lil ‘Alamin. Yang pelaksanaannya harus berlandaskan pada Alquran  dan sunnah Rasulullah Saw secara kaffah (keseluruhan).

Islam diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad Saw untuk mengatur interaksi manusia dengan Rabb-nya, dirinya dan sesamanya. Islam merupakan dien yang sempurna dan mengatur seluruh aspek kehidupan. Kita pun diperintahkan-Nya untuk memeluk Islam secara kaffah, keseluruhan. 


Allah SWT berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.(TQS. Al-Baqarah: 208).


Islam secara kaffah lah yang dikenal dan pernah diterapkan selama 14 abad di seluruh dunia, memimpin seluruh umat manusia dalam Khilafah Islamiyah. Di bawah naungannya dunia pun menjadi aman, damai, sentosa, dan dipenuhi keadilan. Baik Muslim, Kristen, Yahudi dan penganut agama lain dapat hidup berdampingan hingga berabad-abad. 


Para Ulama ushul menerangkan bahwa khaithuma yakuunu as syaru takuunu al mashlahah (Dimana ada/diterapkan syariah, di situlah terwujud kemaslahatan). Maksudnya, maslahah hakiki hanya akan terwujud jika diterapkan syariat Islam. Kemaslahatan itu akan meliputi seluruh alam, jika Islam diterapkan secara kaffah. Di sinilah sebenarnya hakekat rahmatan lil alamin dapat terwujud.

 “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (TQS. Al-Anbiya: 107).


Kerahmatan Islam tidak akan terwujud jika hanya diambil sekadar simbol, slogan, asesoris atau pelengkap. Kerahmatan tidak akan ada jika Islam hanya diambil ajaran spiritual dan ritual, sementara ajaran politiknya ditinggalkan. Bahkan, paham politik justru diambil dari kapitalisme, yang jelas bertentangan dengan Islam. Akhirnya, bermunculan persoalan yang terus menimpa negeri. Berbagai masalah tersebut tentu tidak akan pernah bisa teratasi jika kita masih mengambil sistem kapitalisme dan sistem politiknya, demokrasi. 


Islam Rahmatan Lil Alamin terbukti membawa kerahmatan bagi seluruh alam. Islam secara kaffah lah yang harusnya dirindukan kembali memimpin dunia. Membebaskan dari perbudakan dan penjajahan terhadap sesama manusia, serta menebarkan kebaikan, keadilan dan kemakmuran di seluruh penjuru dunia. Inilah, Islam sebagai peradaban. Yang layak untuk diterapkan, dipertahankan dan dipikul oleh seluruh umat manusia.[] 


*)Pemerhati masalah sosial kemasyarakatan.


--------


Follow, Like, Share, Comment


Muslimah Banua News


@muslimahbanuanews

@muslimahbanuanews

@muslimahbanuanews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Perempuan Mengembalikan Kepemimpinan Islam

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Perempuan dan anak pun menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Problematika yang kompleks dan memilukan yang dialami kaum perempuan hari ini merupakan buah diterapkan sistem bathil, Kapitalisme-Demokrasi. Fakta yang ada, menunjukkan sistem ini telah mengeksploitasi kaum perempuan di seluruh dunia demi menghasilkan pendapatan negara dan melipatgandakan keuntungan bisnis para Kapitalis.  Tak peduli bila harus mengorbankan kehormatan dan kesejahteraan perempuan. Sistem Kapitalis-Sekuler telah membawa seluruh manusia ke dalam kesengsaraan, termasuk juga kaum perempuan. Sebab, Kapitalisme hanya mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa sekadar dari kontribusi materi.  Rasulullah Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu merupakan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll). Sayangn

Kumpulan Cerpen "Muslimah Banua Menulis": Candy Love

Dunia remaja memang kaya warna. Kelip-kelip kenangan memancar dalam ingatan, sulit terlupa meski usia beranjak dewasa. Masa sarat potensi, kejar prestasi, penuh dorongan ingin mengabdi pada Allah Yang Maha Suci, tentunya tak luput dari tantangan. Pengorbanan meraih cita, tertatih menggenggam asa, tertuang dengan jernih dalam nuansa kumpulan cerita pendek ini. Kadang nasihat dirasa menjemukan. *Candy Love* hadir untuk berkaca, merenungi sekelumit kisah hidup, untuk mematut diri, sudahkah cukup hiasan diri, menjadi remaja muslimah sejati. *Candy Love* adalah karya persembahan penulis-penulis muslimah muda Banua(Kalsel). Mencoba merangkai kata, menyentuh rasa, menggugah pemikiran agar remaja muslim bangkit, mengembangkan potensi diri, berkiprah 'tuk prestasi dunia-akhirat, serta menyumbangkan segenap pikiran dan tenaga untuk kebaikan umat. #MuslimahBanuaMenulis

Game Online dan Nasib Generasi

O leh: Fathanah Mukhlisah, S.Pd (Pemerhati Sosial dan Pendidikan) . Akhir-akhir ini, publik dihebohkan dengan kontroversi game online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG). Pasalnya, game yang satu ini mencuat lantaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat akan melabelinya dengan fatwa haram. Kontroversi game PUBG awalnya mencuat lantaran dikaitkan dengan aksi berdarah penembakan oleh teroris di masjid Selandia Baru. Puluhan nyawa melayang akibat aksi sadis tersebut. . Terkait hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Banjarbaru, berharap agar vonis terhadap game ini benar-benar ditimbang dan dikaji. Ditambahkannya, meskipun nantinya akan benar-benar dilarang secara resmi. Ia menginginkan agar alasan dan dasar pelarangan bisa tersosialisasi dan tersampaikan secara komprehensif (kalsel.prokal.co, 03/04/2019).  . Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan siap menyosialisasikan hasil kajian MUI pusat terkait fatwa haram bermain game smartphone Player Unknown Battle Ground's (PUBG),