Langsung ke konten utama

Guruku Sayang, Guruku Malang

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd*


Masalah upah layak dan kesejahteraan masih menjadi salah satu persoalan yang dihadapi guru honorer di Indonesia. Seorang guru honorer di Kota Banjarmasin, mengaku hanya mendapatkan gaji 400 ribu rupiah perbulannya. Sementara di daerah terpencil lainnya di Kabupaten Tanah Laut, juga didapati seorang guru honorer yang menerima gaji 150 ribu rupiah per bulannya. 


Ini hanya sekelumit fakta persoalan pembayaran tak layak dari ratusan hingga ribuan guru honorer lainnya di Indonesia. Termasuk di Kalimantan Selatan. Bahkan akhirnya karena merasa nasibnya tak kunjung membaik, para guru honorer K2 yang ada di Banjarmasin pun melabuhkan dukungan pada pasangan calon presiden-wakil presiden nomor urut 02, pada Pilpres 2019 ini. (jejakrekam.com, 12/03/2019).


Sudah bukan rahasia umum, bahwa tingkat kesejahteraan guru-guru kita sangat memprihatinkan. Penghasilan para guru, dipandang masih jauh dari mencukupi, apalagi bagi yang masih berstatus sebagai guru bantu atau guru honorer. Kondisi seperti ini, kerap membuat mereka terpaksa harus mencari penghasilan tambahan, di luar profesi mengajar. 


Hampir sama, di berbagai wilayah nusantara keadaan para guru masih belum mendapatkan perhatian yang layak. Bahkan untuk biaya transportasi pun pas-pasan bahkan terkadang tekor. Sudah puluhan tahun mengajar mengabdi pada negeri, tapi tak kunjung mendapatkan kesejahteraan. 


Minimnya kesejahteraan guru tentu akan berpengaruh terhadap tidak optimalnya mereka mengajar. Guru memang harus tulus dan serius dalam mendidik. Meski begitu, guru juga manusia yang membutuhkan uang untuk keperluan hidupnya. Mestinya, selain dituntut untuk mengajar dengan sepenuh hati, kebutuhan guru sebagai manusia pun harus dipenuhi. Terlebih jika dia menjadi kepala keluarga yang harus juga menanggung beban nafkah anggota keluarganya yang lain. 


Sungguh malang nasib guru, mereka telah menjadi korban sistem Kapitalis yang memiskinkan. Himpitan ekonomi pun dialami hampir semua masyarakat, termasuk guru. Minimnya penggajian guru honorer sebagai gambaran buruknya sistem ekonomi Kapitalisme yang diterapkan, khususnya terkait dengan akad ijaroh. Selama memakai kacamata pendidikan dalam sistem Kapitalisme-Demokrasi, peran guru honorer tetap hanya dipandang sebelah mata.


Posisi dan Peran Guru dalam Sistem Islam


Sosok guru merupakan pelita bangsa. Dari tangan guru lah lahir generasi cerdas yang beriman dan bertakwa. Dalam Islam, negaralah yang berkewajiban untuk mengatur segala aspek yang berkenaan dengan sistem pendidikan yang diterapkan, seperti kurikulum, metode pengajaran, sarana pendidikan dan bahan-bahan ajar, agar pendidikan terbaik dapat diperoleh rakyat. Negara juga wajib menyediakan tenaga pengajar yang ahli di bidangnya, sekaligus memberikan mereka gaji yang cukup.


Islam mengatur penggajian guru dengan baik. Akad ijaroh yang berpijak pada syariat Islam menjadi pegangan. Terlebih posisi guru dalam Islam selalu mendapatkan perhatian istimewa oleh para penguasa. Karena kedudukan guru sebagai orang yang menyampaikan ilmu yang bagi orang lain, juga untuk mencerdaskan generasi.


Dalam sistem Islam, yakni saat dulu dinaungi Khilafah Islamiyah, para guru mendapatkan penghargaan yang begitu tinggi dari negara termasuk dalam pemberian gaji. Dituturkan oleh Al Wadliyah bin Ataha bahwa Khilafah Umar Bin Khattab memberikan gaji kepada tiga orang guru yang mengajar anak-anak di kota Madinah. Masing-masing sebesar 15 dinar setiap bulan (1 dinar = 4, 25 gram emas; 15 dinar = 63,75 gram emas) bila harga emas Rp 600.000,-, berarti gaji guru saat itu setiap bulannya adalah sebesar Rp 38.250.000,-. Masya Allah!


Jadi, dalam sistem Islam, kesejahteraan guru sangat diperhatikan. Mereka bisa fokus memberikan ilmu pada anak didiknya. Tanpa, perlu merasa risau memenuhi kebutuhan untuk kehidupan. Sebab, penguasa telah menjamin kesejahteraan dan kebutuhan dasar lainnya.[]


*) Pemerhati Masalah Sosial dan Generasi. Berdomisili di HSS, Kalsel.


#GuruSejahteraDenganIslam #MuliakanGuru #BanuaSyariah #Kalsel

#PerubahanHakikidenganKhilafah

#RasulullahPemimpinKami

#RinduPemimpinCintaIslam

#RinduPemimpinJujurdanAdil

#Khilafah_Pelindungku_Perisaiku

#KhilafahAjaranIslam

#IslamSelamatkanNegeri


--------


Follow, Like, Share, Comment

Muslimah Banua News

@muslimahbanuanews

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Perempuan Mengembalikan Kepemimpinan Islam

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Perempuan dan anak pun menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Problematika yang kompleks dan memilukan yang dialami kaum perempuan hari ini merupakan buah diterapkan sistem bathil, Kapitalisme-Demokrasi. Fakta yang ada, menunjukkan sistem ini telah mengeksploitasi kaum perempuan di seluruh dunia demi menghasilkan pendapatan negara dan melipatgandakan keuntungan bisnis para Kapitalis.  Tak peduli bila harus mengorbankan kehormatan dan kesejahteraan perempuan. Sistem Kapitalis-Sekuler telah membawa seluruh manusia ke dalam kesengsaraan, termasuk juga kaum perempuan. Sebab, Kapitalisme hanya mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa sekadar dari kontribusi materi.  Rasulullah Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu merupakan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll). Sayangn

Kumpulan Cerpen "Muslimah Banua Menulis": Candy Love

Dunia remaja memang kaya warna. Kelip-kelip kenangan memancar dalam ingatan, sulit terlupa meski usia beranjak dewasa. Masa sarat potensi, kejar prestasi, penuh dorongan ingin mengabdi pada Allah Yang Maha Suci, tentunya tak luput dari tantangan. Pengorbanan meraih cita, tertatih menggenggam asa, tertuang dengan jernih dalam nuansa kumpulan cerita pendek ini. Kadang nasihat dirasa menjemukan. *Candy Love* hadir untuk berkaca, merenungi sekelumit kisah hidup, untuk mematut diri, sudahkah cukup hiasan diri, menjadi remaja muslimah sejati. *Candy Love* adalah karya persembahan penulis-penulis muslimah muda Banua(Kalsel). Mencoba merangkai kata, menyentuh rasa, menggugah pemikiran agar remaja muslim bangkit, mengembangkan potensi diri, berkiprah 'tuk prestasi dunia-akhirat, serta menyumbangkan segenap pikiran dan tenaga untuk kebaikan umat. #MuslimahBanuaMenulis

Game Online dan Nasib Generasi

O leh: Fathanah Mukhlisah, S.Pd (Pemerhati Sosial dan Pendidikan) . Akhir-akhir ini, publik dihebohkan dengan kontroversi game online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG). Pasalnya, game yang satu ini mencuat lantaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat akan melabelinya dengan fatwa haram. Kontroversi game PUBG awalnya mencuat lantaran dikaitkan dengan aksi berdarah penembakan oleh teroris di masjid Selandia Baru. Puluhan nyawa melayang akibat aksi sadis tersebut. . Terkait hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Banjarbaru, berharap agar vonis terhadap game ini benar-benar ditimbang dan dikaji. Ditambahkannya, meskipun nantinya akan benar-benar dilarang secara resmi. Ia menginginkan agar alasan dan dasar pelarangan bisa tersosialisasi dan tersampaikan secara komprehensif (kalsel.prokal.co, 03/04/2019).  . Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan siap menyosialisasikan hasil kajian MUI pusat terkait fatwa haram bermain game smartphone Player Unknown Battle Ground's (PUBG),