Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

"Karya untuk Generasi"

"Kalau engkau bukan anak raja dan bukan anak ulama besar, maka menulislah." Sepenggal kalimat dari Imam Al-Ghazali tersebut, mengajarkan kepada kita betapa pentingnya menulis dan tulisan. Meninggalkan karya untuk generasi berikutnya. *** #Berbagi_Pena "Menjadi Penulis, Why Not?" Bersama siswi MTs Sullamus Sa'adah, Taniran Kubah, HSS, KalSel Jum'at, 30/09/2016

"Karya yang Abadi"

Sahabat Rasulullah saw, Ali bin Abi Thalib bertutur: "Semua penulis akan mati. Hanya karyanyalah yang akan abadi. Maka tulislah sesuatu yang akan membahagiakan dirimu di akhirat kelak." *** #Berbagi_Pena "Menjadi Penulis, Why Not?" Bersama santriwati Ponpes Tarbiyatul Furqan, HSS, KalSel Ahad, 25/09/2016

Percaya

By: Nor Aniyah Baru pagi tadi kudengar sebuah nama Dari mana mulai kukenal? Bertemu pun sebentar saja Dan hanya sekali ini Bagaimana aku percaya? Kupikir hubungan sekadar basa basi Namun, sungguh polos tulus Kejujuran tak dibuat-buat Nampaklah benar di sana Kemurnian apa adanya Rasanya yang terjadi ini keajaiban Saling bergurau seperti keluarga Rahim berbeda sedarah tidak Seriak canda dapat leburkan Rangkaikan percaya ukhuwah Kandangan (KalSel), 28/09/2016

Menjadi Penulis, Why Not?

Menulis merupakan kemampuan yang diimpikan dapat dimiliki banyak orang. Banyak yang berkata ingin menulis. Namun, hanya sebagian yang benar-benar melakukannya. Hanya sebagian yang bisa mewujudkan impiannya menjadi penulis dalam kehidupan nyata. Sebagai orang yang ingin menjadi penulis kita sering menghadapi berbagai pertanyaan. Salah satunya, “Mengapa harus menulis?” Jawabannya cukup sederhana. Karena dunia membutuhkan tulisan kita. Dengan tulisan, kita mampu mengubah sebuah peradaban menjadi peradaban yang gemilang. Jadi, bila ingin menjadi penulis hebat, kuncinya adalah harus berani. Buku ini akan memberimu suntikan energi untuk munculkan kepercayaan dalam diri. Maka, segera baca dan menulislah. Wujudkan impianmu menjadi seorang penulis! ================== "Menjadi Penulis, Why Not?" Penulis: Nor Aniyah Editor : Tim Pena Setting dan Layout : Goresan Pena Publishing Desain Sampul : C. I. Wungkul ISBN : 978-602-364-111-6 Cet. I, Agustus 2016 vi + 128 hlm. ; 13 x 19

Ramadhan And Me

Tiap detik waktu yang berjalan di bulan Ramadhan sangatlah berharga. Ibarat mutiara, bahkan tak ternilai harganya. Betapa tidak, karena di bulan ini ibadah akan mendapatkan balasan pahala yang berlipat ganda. Sehingga harusnya kita makin semangat melakukan amal kebaikan, meski sekecil apapun. Pokoknya, harus selalu diisi dengan berbagai aktivitas bernilai pahala! Agama kita Islam, telah merinci hukum-hukum terkait Ramadhan, yang sebagiannya berupa hukum-hukum yang dikhususkan untuk Muslimah. Nah, semua itu wajib lho dilaksanakan sebagai bentuk ketundukan manusia terhadap aturan Allah SWT. Karenanya, memahami hukum-hukum terkait hal tersebut merupakan fardhu 'ain bagi setiap Muslimah. Sebab, salah satu syarat amal ibadah kita diterima yaitu sesuai dengan tuntunan syariah. Jadi, makin semangat ya, mengkaji Islamnya! Terutama berkaitan dengan berbagai hal tentang kita, kaum Muslimah dan bulan Ramadhan. =========================== "Ramadhan And Me" Penulis: Nor Aniyah E

Diary Bidadari

"Menyebalkan!!!" teriakku dari dalam kamar, setelah membanting pintu. Aku tak habis pikir kenapa selalu saja orang tua mengatur-atur masalah hidupku. Tidak bisakah membiarkan hidup anaknya senang, walau sebentar saja? Aku ingin berusaha menuntut keinginanku dengan luapan emosi, dan marah-marah. Sehingga tak jarang terjadi perdebatan sengit antara aku dan Mama. "Sekarang aku sudah dewasa, aku ingin bebas menentukan apa yang ingin kulakukan!" *** "Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri..." (TQS. Ar-Ra'd [13]: 11) ================== Penulis: Nor Aniyah Cet. I, September 2016 Diterbitkan oleh: Nulis Pena Ideologis Website: www.nulispenaideologis.blogspot.com

Kau Berharga Bagiku

by: Nor Aniyah Apa yang kau katakan itu Biarpun orang menganggap aneh dirimu Biarpun orang tak mengacuhkanmu Biarpun orang mencibirmu Teruslah untuk maju menyeru Mungkin kini mereka perlu pemahaman Belum tahu yang kau maksudkan Kau kelak pasti akan menangkan Hati yang tulus bertautan iman Teruslah kau husnudzan Di antara kebanyakan mata Siapa bilang kau tidak berharga Kau bagiku lebih dari mereka Orang yang punya terbaik kata Teruslah sampaikan pandangan mabda Kandangan (KalSel), 19/09/2016

Menulis Cerita Fiksi, Boleh Nggak?

by: Nor Aniyah Bagi kita yang suka menulis cerita bergenre fiksi seperti cerpen, novel, dan lain-lain. Adakalanya galau. Tersandung sebuah pertanyaan. Kira-kira menulis cerita fiksi itu boleh nggak? Gimana ya hukumnya menurut Islam? Nah, biar jelas yuk sama-sama kita simak! Para ulama kontemporer berbeda pendapat mengenai hukum membuat kisah fiksi (qashsash khayaaliyyah); Pertama, ada ulama yang mengharamkan, karena dianggap membuat kebohongan (al kadzib). Kitab Fatawa Lajnah Da`imah (12/187) menyatakan, “Haram bagi seorang Muslim untuk menulis kisah-kisah bohong (fiksi), karena dalam kisah-kisah Alquran dan hadits Nabi dan yang lainnya yang menceritakan fakta dan merepresentasikan fakta, sudah cukup sebagai pelajaran dan nasihat yang baik.” Kedua, sebagian ulama membolehkan, seperti Syeikh Ibnu Utsaimin, dengan syarat isi cerita fiksi menggambarkan hal-hal yang boleh (jaiz) menurut syara’, tidak menggambarkan hal-hal yang diharamkan, dan secara jelas menyampaikan kepada pembaca ba

Beban Negara, Derita Rakyat Negeri

by: Nor Aniyah Sebagaimana yang telah diketahui sumber pemasukan utama APBN negeri yaitu pajak dan utang ribawi Utang ribawi dengan bunga yang sangat tinggi Terjerat lingkaran setan utang luar negeri Lagi, lagi dan lagi Terus jadi beban negara dan derita rakyat negeri Rakyat harus menanggung rugi Pajak yang akan terus dipunguti Jelas, utang ribawi termasuk dosa besar sekali Allah tegas mengharamkan riba ini Rasulullah pun menyatakan satu dirham ribawi sungguh lebih besar dari zina tiga puluh enam kali Pelakunya layak untuk disanksi dicambuk seratus kali atau dirajam sampai mati Kebanyakan rakyat negeri pun memahami bahwa negeri ini sangat kaya emas murni perak, minyak, tembaga, batubara yang tersembunyi serta pohon hutan dan ikan laut yang melimpahi Lantas, ke mana hasil dari semua itu pergi? Memang, sebagian besar harta milik rakyat negeri sudah lama berada dalam genggaman privatisasi pihak swasta teruma pihak asing kompeni Para pencuri berkedok investasi Ke

Stiker Motivasi Ala Kak Liya

By: Nor Aniyah “Aduh hari ini rasa lelah sekali, seharian sekolah mana harinya panas sekali!” Aku mulai mengeluh karena merasa kelelahan sehabis pulang sekolah. “Terasa hari ini waktu berjalan begitu cepat, masih belum hilang lelahku dia sudah berlalu,” gumamku sembari membuka pintu rumah. “Kamu ada-ada saja. Waktu sebenarnya selalu tetap 24 jam dalam sehari. Belum pernah Kakak mendengar ada pertambahan atau pengurangan waktu yang drastis dalam sehari.” Baru kusadari ternyata keluhanku tadi terdengar oleh Kak Liya yang berada di ruang tamu. “Mungkin hari ini matahari lagi mengikuti lomba lari Kak!” jawabku sambil tertawa. “Ya sudah, kamu sudah shalat Zhuhur atau belum?” sahut Kakak sambil tersenyum. “Nanti kamu bisa kehabisan waktu untuk shalat,” tambahnya dengan sedikit bercanda. “Iya, tadi aku sudah shalat di mushalla sekolah,” terangku sambil memainkan kaki dan  rebahan di sofa. Letih dan penat masih terasa di tubuhku. Aku ingin istirahat sejenak, segera kulangkahkan kaki m

Ranum Surga

by: Nor Aniyah Kilauan merah delima Menyibak goresan wajah kehidupan Hasrat bermandikan gemilang takwa Keringat tulus meminang surga Kesungguhan ini berharga Semahal mutiara bahkan lebih lagi Janji harapan memukau diri terus berjuang Meraih nilai impian menjadi tujuan kebanggaan Terjaga akal dan perbuatan insan Laksana rupa yang dirias memesona Muka dambaan tersenyum manis Tak ternilai dengan selaksa gugusan bintang Oh, ranum surga penuh pengorbanan Kapankah aku akan memetiknya? Bersama doa asa menjadi tersadar Menggembirakan hati pemilik harapan luas Kandangan, 24 Mei 2016 *Dalam antologi kumpulan puisi Penyair KalSel bersama Tadarus Puisi 2016 "Melepas Tubuh dalam Cahaya"

Rindu Cahaya

by: Nor Aniyah Sayup terdengar merambati penjuru Di balik lembah padang ilalang Menggemercikan air tepian hati seirama Tentang cerita semburat sore ini Kenangan yang menjumpai lewat desiran angin Nyayian agung itu mulai bersenandung Melukiskan rindu cahaya terang Kemenangan mimpi akan segera terwujud Hal yang dulu pergi kini akan kembali Tak sabar menantikan kehadiran Membasuhkan diri pada aliran sungai Seakan semangat juang berdebar-debar Masuk perlahan melewati jemari kuku Melekati kulit membentuk susunan baru Memberi tambahan energi yang dulu redup Terbayang raga dikelilingi sinar Seberkas harapan yang mendekat Membuat batin setuju masalah penerapan menjadi sebab Menatap sebuah kekhususan itu Qalbu ridha akan bersujud penuh syukur Ada masa untuk lakukan perbaikan tubuh Diri yang lunglai kembali bangkit kokoh Riang rasa penuh takzim Semakin membarakan jiwa penghambaan Cahaya dari-Nya itu akan disebar di bulan ini Kandangan, 23 Mei 2016 * Dalam antologi kump

Terkecil Hingga Terbesar

by: Nor Aniyah Sungguh benar Yang Maha Besar yang telah mencipta Makhluk-makhluk di alam semesta dari ukuran terkecil hingga yang terbesar Ada yang dapat nampak dipandang namun ada pula yang bisa dilihat tatkala dengan bantuan alat Tampak unik semuanya berlangsung Manusia, hewan, tumbuhan, bahkan fungi dan bakteri sudah punya ciri tersendiri berlainan satu dengan yang lain Ya, semua yang ada di bumi Mesti berperan sesuai fungsi Aturan penting agar tertata putaran mata rantai dunia kita Sungguh, sempurna menakjubkan bersyukurlah kita diberi-Nya nikmat dengan menjadi hamba yang taat pada Al-Khaliq dalam jalani kehidupan Kandangan (KalSel), 10/09/2016

Kilauan Mimpi dari TPA

By: Nor Aniyah Seperti biasanya, siang hari setelah shalat Dzuhur kami langsung bersiap-siap untuk berangkat mengaji ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an). Letaknya lumayan jauh dari tempat tinggal kami. TPA kami itu cukup sederhana, bangunannya terbuat dari papan kayu dan memiliki dua tingkat. Ruang yang pertama yang berada di bawah khusus untuk anak-anak santri yang masih mengaji IQRA dari jilid 1-6, sedangkan untuk ruang yang berada di tingkat atas yaitu tingkat kedua, dikhususkan untuk para santri yang sudah belajar mengaji Al-Qur’an.  Yang mengajar di TPA kami hanya dua orang pengajar, yaitu seorang ustadz dan seorang lagi ustadzah. Beliau merupakan pasangan suami isteri, yang menjadi pengajar tetap di TPA tersebut. Beliau berdua biasa disapa Pak Haji dan Ibu Haji. Di tempat kami terbiasa untuk memuliakan seorang guru atau ulama dengan tidak menyebut nama beliau. Ibu dan Bapak Haji memiliki seorang anak perempuan yang masih kecil namun sudah belajar setingkat dengan kami. Putri p

Para Wanita Negarawan

by: Nor Aniyah Para wanita yang dinantikan Penerus amanah risalah perjuangan Pendobrak kelamnya keterpurukan Pencetus jalan terang perubahan Pemilik tingginya keilmuan Penggerak arus opini zaman Pencetak generasi penakluk kehidupan Pengukir indah tinta emas peradaban Para wanita tangguh dan beriman Punyai kedalaman tsaqofah bagi permasalahan Penuh kepekaan politik ideologis kekinian Padanya tampak kepedulian keumatan Pengemban Islam nan berani telah terpatrikan Penegak kemakrufan pencegah kemungkaran Patutlah kini menjadi teladan kemuliaan Para wanita negarawan Kandangan (KalSel), 08/09/2016

Kekerasan pada Guru, Negara (Gagal) Melindungi?

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd "Guru adalah yang digugu dan ditiru." Kalimat ini menggambarkan bahwa guru, sosok yang mulia. Guru berjasa dalam memberikan ilmu dan penanaman nilai pada diri peserta didik. Guru profesi yang istimewa. Sosok guru didaulat sebagai orang tua kedua siswa. Ini sungguh posisi yang terhormat. Mengabdi untuk mendidik generasi negeri. Akan tetapi, hari ini posisi tersebut seakan tergerus. Sekarang para guru merasa sulit mendidik dengan sepenuh hati, layaknya anak sendiri. Kerap terjadi hal tak mengenakkan selama guru menjalani profesinya. Akhir-akhir ini, kerap terjadi berbagai kasus terkait dunia pendidikan. Di antaranya terjadi kekerasan dan kriminalitas terhadap guru. Seperti yang terbaru, pemukulan terhadap Dasrul, guru SMK Negeri 2 Makassar oleh orang tua siswa yang sempat menggegerkan dunia pendidikan kita. Seakan tidak lagi tercipta hubungan kejiwaan antara seorang pendidik dan anak didik. Nampak telah bergeser. Relasi guru-siswa lebih menonjolkan re