Langsung ke konten utama

Kala Destinasi Wisata Jadi Primadona



Oleh: Nor Aniyah, S.Pd*

Pawadahan Naga (Nanang Galuh) Hulu Sungai Tengah (HST) mempersembahkan pertunjukan seni bagi masyarakat bumi Murakata dan sekitarnya. Lapak Naga Bakula Lewat Seni bersama Nanang Galuh Hulu Sungai Tengah, demikian pertunjukan pada Minggu (16/6/2019) pukul 08.00 Wita di Lapangan Dwi Warna, Barabai. Pertunjukan diisi pengenalan budaya dan seni, tarian tradisional antara lain tari gerbang pedalaman, madihin, musik panting dan kesenian tradisional. Galuh HST mewakili Pawadahan Naga HST menyampaikan, selain menjalin silaturahmi melalui seni, even ini juga untuk menghidupkan kembali kesenian di Barabai.

“Dengan adanya kegiatan ini kami mempererat tali silaturahmi sekaligus melestarikan dan mempomosikan seni daerah kepada masyarakat,” ujarnya, seraya mengatakan ini gawi sabumi para Naga HST (banjarmasin.tribunnews.com, 15/06/2019).

Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru pun terus memaksimalkan ajang promosi wisata yang ada di Kota Banjarbaru. Seperti adanya Kerjasama antara Pemerintah Kota Banjarbaru dengan PT Angkasa Pura I dalam bidang promosi pariwisata yang dituangkan dalam pemandangan MoU. Penandatangan MoU sudah dilakukan oleh Wali Kota Banjarbaru dengan General Manager Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. 

Kabid Pariwisata Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Banjarbaru mengatakan kerjasama itu akan dimaksimalkan untuk ajang promosi pariwisata yang ada di Kota Banjarbaru. Sebelumnya, Wali Kota Banjarbaru mengatakan bahwa melalui pariwisata dapat meningkatan PAD Kota Banjarbaru. Apalagi Pemerintah Kota Banjarbaru sudah banyak mengembangkann titik-titik wisata (banjarmasin.tribunnews.com, 11/06/2019).

Sebagai usaha untuk memberikan perlindungan, sekaligus pengembangan sebagai objek wisata di dalam Geopark Meratus Kalimantan Selatan, tim di Pemprov Kalsel juga mengusulkan beberapa titik dari Geopark Kalsel ke dalam Kawasan Cagar Alam Geologi (KCAG) Nasional. Tim ahli geologi yang juga Dosen Teknik Geologi, Fakultas Teknologi Mineral UPN Veteran Yogyakarta, di sela rapat koordinasi KCAG di kantor ESDM, mengatakan bahwa Pemerintah Kalsel melanjutkan Geopark Meratus Kalsel dengan memasukkan ke KCSG adalah hal penting. Karena ada suatu perlindungannya jika sudah masuk di KCAG.

“Tahun 2019 ini Kalsel ajukan 72 titik Geosite menjadi perlindungan secara nasional sebagai Kawasan cagar alam geologi nasional. Dimana berkas kami susun dan September ini kita serahkan ke Kementerian ESDM, untuk dinilai kawasan cagar alam Kalsel. Semoga bisa segera dinilai dan secepatnya bisa mendapatkan sertifikat perlindungan KCAG,” katanya (banjarmasin.tribunnews.com, 13/06/2019).

Semakin semaraknya berbagai daerah mengangkat destinasi wisata di Kalsel. Dana pun dialokasikan khusus untuk mempereloknya. Harapannya satu, agar wisatawan tertarik berkunjung dan terus menambah pemasukan daerah. 

Destinasi wisata layaknya primadona yang terus berusaha dipromosikan dan ‘dijual’ untuk pendapatan negara. Sementara SDA diserahkan kepada kaum Kapitalis, asing maupun swasta. Inilah yang diharapkan kalangan pebisnis dan pemilik modal. Jalan mereka terbuka lebar untuk menguras kekayaan milik rakyat.

Harusnya kita memahami bahwa meningkatnya daerah tujuan wisata merupakan upaya pengaburan masalah utama yang tengah dihadapi saat ini. Yaitu, dicengkramnya umat oleh neoimperialisme dan neokapitalisme. Hingga umat terseret pada arus sekulerisme dan liberalisme. Hal ini, malah akan membahayakan bagi masyarakat dan negara. Kebijakan yang neo-liberal yang ditandai dengan penguasaan aset-aset sumber daya alam oleh asing merupakan konsekuensi dari ketundukan pada Kapitalisme-sekuler. 

Penjajahan gaya baru (neoimperalisme) bertujuan mengeruk kekayaan alam negeri ini sekaligus menciptakan pasar baru bagi produk bisnis para kapitalis. Neoimperialisme menggiring negara agar berjalan sesuai dengan arahan negara adidaya Barat. Tak hanya menguasai ekonominya, tapi juga politik dan sosial budaya. Dampaknya, rakyat akan kian sengsara. Hidup merana di tengah kekayaan alam yang melimpah. Karena sistem kapitalis-sekuler hanya menguntungkan segelintir orang dan menyengsarakan rakyat banyak seperti yang terjadi selama ini. 

Pariwisata pun dipandang sebagai lahan pemasukan negara dalam sistem Kapitalisme sekarang. Sehingga, sebagian besar masyarakat tidak benar-benar dapat menikmatinya. Tempat wisata seharusnya berfungsi sebagai sarana untuk menyaksikan kekuasaan Sang Pencipta, sambil melepaskan kepenatan. Menurut pandangan Islam, penguasa seharusnya memfasilitasi dan membenahi agar bidang wisata murni dapat dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya yang dikehendaki aturan syari’ah. 

Di dalam sistem Islam, pengelolaan sumber daya alam (SDA)-lah yang akan dioptimalkan. Sedangkan pariwisata tidak akan dijadikan sebagai sumber pemasukan. Dengan penerapan syari’ah Islam secara menyeluruh, akan mengikis habis neoimperialisme. Negara tidak akan menyerahkan kekayaan SDA-nya yang terus mengalir kepada asing, korporasi maupun perorangan. Negaralah yang wajib mengelola sumber pendapatan dari pemilikan umum tersebut untuk menyejahterakan seluruh rakyat. 

Berdasarkan realitas tersebut, maka problematika utama umat saat ini adalah bagaimana mengembalikan penerapan seluruh hukum yang diturunkan Allah SWT. Kita pun harus melepaskan diri dari jeratan neoimperialisme dan neoliberalisme. Dan satu-satunya yang bisa membuat terlepas darinya adalah dengan Islam, karena Islamlah satu-satunya yang bisa menghadapinya. Tentu saja hanya melalui menerapkan syari’ah secara sempurna (kaffah). 

Allah SWT berfirman: "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya." (TQS. Al-Araf: 96).

Sejatinya umat harus memahami posisinya sebagai khoiru ummah, yang mengetahui dengan jelas mana haq dan bathil. Mana yang harus diambil dan mana yang harus dibuang. Dan berjuang untuk menegakkan peradaban Islam yang mulia dalam daulah khilafah. Maka, agar mendapatkan keberkahan hidup, tiada pilihan lain kecuali harus kembali kepada syari’ah Islam.[]

#Opini #DestinasiWisata #BanuaSyariah #Kalsel

(Dimuat di: Kalimantan Post, 06/07/2019)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Perempuan Mengembalikan Kepemimpinan Islam

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Perempuan dan anak pun menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Problematika yang kompleks dan memilukan yang dialami kaum perempuan hari ini merupakan buah diterapkan sistem bathil, Kapitalisme-Demokrasi. Fakta yang ada, menunjukkan sistem ini telah mengeksploitasi kaum perempuan di seluruh dunia demi menghasilkan pendapatan negara dan melipatgandakan keuntungan bisnis para Kapitalis.  Tak peduli bila harus mengorbankan kehormatan dan kesejahteraan perempuan. Sistem Kapitalis-Sekuler telah membawa seluruh manusia ke dalam kesengsaraan, termasuk juga kaum perempuan. Sebab, Kapitalisme hanya mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa sekadar dari kontribusi materi.  Rasulullah Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu merupakan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll)...

"No, Comment!" Boleh Nggak Ya?

by Nor Aniyah Pernah dengar nggak reaksi orang-orang kalau ditanya atau dimintai tanggapan? Biasanya sih banyak di antara mereka yang bilang, "No, comment.. No, comment!" Sebenarnya apa sih artinya itu? Nah, biasanya neh "No, comment" ini artinya identik dengan "nggak ada komentar deh." Oke, oke aja. Atau "terserah kamu saja deh!" Ini bisa jadi terkesannya, kamu-kamu, aku-aku. "Lue, gue" gitu. Wah, kira-kira nih, yang begini, boleh nggak ya? Oke, Muslimah, kalau sekali-kali mungkin boleh lah kamu berujar kayak gitu. Misalnya, saat buru-buru. Mau ada urusan dulu. Tapi, kalau keterusan, ini bisa bahaya juga! Lho kok, gitu? Iya. Kalau keterusan, alamat kamu harus hati-hati. Apalagi dilakonin sama kaum muda sepertimu. Waspadalah! Bisa dibilang terlalu sering "no coment" itu, alarm kalau kita cenderung sudah nggak mau tahu. Rasa peduli kita sudah mulai luntur. Jangan-jangan, nama tetangga di samping rumah saja nggak tahu? Gaw...

Ketika TKA Masih Ada di Banua

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Media sosial sempat dihebohkan dengan viralnya video rombongan warga negara asing (WNA) tiba di Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin. Para WNA itu terekam keluar dari terminal kedatangan, kemudian naik ke sebuah bus. Dalam video berdurasi 11 menit 27 detik tersebut, si perekam menjelaskan bahwa puluhan warga asing itu diduga berasal dari Tiongkok. Karena memiliki ciri-ciri mirip dengan orang-orang dari negara Asia Timur, yaitu berkulit putih dan bermata sipit (kalsel.prokal.co, 27/02/2019). Kepala Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I TPI Banjarmasin, membenarkan kedatangan TKA asal China yang akan bekerja PT Merge Mining Industry (MMI). Namun, ia menyebut jumlahnya hanya 22 orang dan telah memiliki kartu izin tinggal terbatas (KITAS). Menurut dia, TKA asal Negeri Tirai Bambu itu merupakan pekerja yang dirolling PT MMI yang sebelumnya sudah dideportasi otoritas imigrasi. Ia memaparkan di Kalsel PT MMI merupakan perusahaan yang paling banyak mempekerjakan TKA yakni berju...