Langsung ke konten utama

My Movement, My Real Style!

Oleh: Nor Aniyah
*) Pemerhati Remaja

Generasi muda adalah harapan baru bagi kehidupan. Layaknya bongkahan emas yang amat berharga. Pembawa perubahan ke gemilangnya abad masa depan. Ya, masa yang dinanti dengan tujuan terbentuk peradaban dengan kemajuan. Semua kalangan, sangat menunggu hadirnya para pemuda untuk  mewujudkannya.

Dalam proses perubahan, para pemuda begitu berperan. Coba kita buka sedikit lembar peristiwa sejarah. Nah, hampir sebagian besar pelaku sejarah (perubahan) baik tokoh sentral maupun para pengikutnya adalah orang-orang muda. Misalnya, saat menjelang berakhirnya kekuasaan penjajahan Belanda terhadap negeri ini, bermunculan gerakan pemuda dari berbagai daerah masing-masing, misalnya Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera dan jong lainnya. Namun, mereka segera sadar bahwa mengusir penjajah takkan mungkin dengan cara masing-masing, kecuali mereka bersatu padu dalam satu barisan. Karena itulah, mereka memproklamirkan "Sumpah Pemuda." (Al-wa'ie: "Pemuda dalam Sejarah" 07/10/2015).

Sosok pemuda biasanya berupa jiwa yang terus membara. Selalu bersemangat untuk berkarya. Bergelora untuk bangkit dan membangkitkan. Rela berjuang dengan misi mulia. Namun, rupanya sosok demikian mulai sulit untuk kita temukan.

Anak muda kini memandang seolah usianya tanpa makna. Malah waktu yang dimilikinya seakan sia-sia. Habis untuk ber-selfie ria di sosial media.

“Masih banyak kok yang bisa dilakukan, senang-senang dan santai sajalah dulu!” Akhirnya, mereka menjadi sosok yang ikut-ikutan. Cenderung meniru dan mengikuti gaya hidup, budaya dan kebiasaan yang dianggap kekinian. Ingin eksis, tapi kepribadian terkikis.

Akan tetapi, ada sebagian kaum muda yang berpikir lain. “Saat muda ini harus memberi nilai tambah atau materi.” Usia yang produktif. Tak mau terbuang percuma. Kebanyakan mereka sudah punya kesibukan. Namun, semua dilakukan hanya dengan tujuan untuk meraih manfaat yang menguntungkan. Rela berbuat apa saja, bila ada uangnya. Lupa diri karena materi.

Di sisi lain, kita dapati kebanyakan pemuda telah tenggelam dalam dunia kelam. Ada yang terjerat kasus seks bebas dan narkoba, hingga tindak kriminal serta penghilangan nyawa. Para pemuda membuat resah, menimbulkan banyak masalah. Begitulah, yang sering terlihat dari seorang pemuda. Seolah ada pesimis pemuda mampu membawa kebaikan bagi masyarakat. Sifat egois dan nggak peduli sudah merasuki. Bagaimana bisa memperbaiki negeri?

Padahal, memang benar bahwa usia muda adalah saat yang begitu menentukan bagaimana kemajuan suatu bangsa. Pemudalah pembangun peradaban. Di tangannya ada pilihan baik-buruk peradaban masa depan.

Hari ini sebagian pemuda telah terjauhkan agamanya. Tidak bangga memiliki identitas sebagai Muslim. Tentu saja ini tidak terlepas dari pengaruh berbagai hal, terutama media. Media dengan sarana propaganda yang menyebarkan gaya hidup hedonisme, serta ide sekuler-liberalisme. Hingga terbentuklah citra phobia pada diri pemuda terhadap identitas yang disandangnya. Potensi pemuda pun dibajak dan dijejali dengan konten yang merusak otak.

Pemuda sejatinya mampu memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat sekitarnya. Karena para pemuda punya segala potensi luar biasa. Punya kekuatan badan dan pemikiran. Potensi inilah yang sempat tertutupi dan coba untuk ditutupi. Kaum kapitalis Barat sangat mengetahui akan hal ini, dan tak ingin para pemuda mengetahui. Maka, dengan berbagai cara mereka mencoba memalingkan dari identitas sejatinya, agar menjadi pemuda yang lemah dan mudah dijajah, secara pemikiran, sosial dan budaya. Semua pemuda pun jadi berkiblat pada peradaban Barat. 

Para pemuda Muslim haruslah disadarkan akan potensinya. Nah, apalagi punya status sebagai pemuda Muslim. Mereka menyadari identitas. Mesti bangga dengan jati diri. Bersama teman-teman dan bergelut di tengah masyarakat karena merasa bagian dari Umat. Peduli dan turut memberi solusi terhadap segala masalah yang terjadi.

Kita tentu ingat pada masa awal dakwah Rasulullah saw, para pemudalah yang lebih dulu menyambut seruan dakwah. Sebut saja, Ali bin Abi Thalib, Mush'ab bin 'Umair, Usamah bin Zaid, dll. mereka semua adalah pemuda, bukan? Bahkan, dalam kiprah membela dan menjaga Islam, para pemuda ada di barisan pertama. Di saat itu, sebagian kalangan tua baru belakangan yang mau menerima.

Rasulullah saw bersabda, "Aku berpesan kepada kalian agar memperlakukan anak-anak muda drngan baik, karena hati mereka sangat lembut. Sesungguh, Allah mengutusku sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan sehingga anak-anak muda menyambutku, sedangkan orang-orang tua menentangku. Kemudian beliau membaca ayat, 'kemudian berlalu masa yang panjang atas mereka, lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang fasik.' (Al-Hadid: 16)" (Syabab Quraisy, hal 1).

Pasukan perang Rasulullah saw dipenuhi oleh pemuda. Para pengemban dakwahnya pun adalah para pemuda. Mereka berdakwah dan berperang melawan kaum kafir Quraisy di sisi Rasulullah. Mereka rela berkorban harta, raga dan nyawa demi tegaknya risalah sang Pencipta. Sungguh luar biasa!

Pemuda sebagai seorang sadar yang juga punya potensi menjadi insan yang bertakwa. Pemuda juga hamba Allah. Dengan kekuatannya, ia bersemangat dalam ibadah. Dan dengan dorongan bara keimanan. Senyum kebahagiaan terkembang, kala mendapat keridhaan Allah SWT. “Inilah pergerakanku, inilah gayaku!" begitu tutur yang tergambar di wajah cerahnya.

Sekarang, seperti apa pergerakan yang bisa dilakukan para pemuda? Tentu saja dengan pergerakan yang maumpu membangkitkan. Itulah pergerakan yang tak hanya membawa kebaikan pada dirinya, tapi juga kebaikan segenap manusia,. Bisa dikatakan pergerakan yang punya cita untuk membaikkan seluruh manusia.

Imam Syafi'i menuturkan: 'Dan barangsiapa ketinggalan belajar di masa mudanya, maka bertakbirlah untuknya empat kali karena kematiannya. Demi Allah hakekat seorang pemuda adalah dengan ilmu dan takwa. (Kitab Kaifa Turabbi Waladan Shalihan).

Oleh karena itu, sungguh pemuda itu dicirikan dari kualitas keilmuan dan ketakwaan. Jika keduanya tidak melekat padanya, maka ia tidak layak disebut pemuda. Pemuda mesti cerdas dalam pengusaan ilmu dan teknologi, serta punya mental pemimpin dengan keimanan tinggi. Karena pemuda hari ini adalah pemimpin di masa depan (syubbanul yaum rijalul ghod).

Pemuda ialah aktor pergerakan yang sejati. Bagaimana caranya? Apakah itu sulit? Insya Allah, mudah. Karena semua itu bisa kita tempuh dengan tiga tahapan pergerakan untuk mengubah. Pertama, mencintai diri sebagai Muslim sejati. Kedua, membina diri dengan dengan Islam yang murni. Ketiga, memperjuangkan sistem Islam kaffah dari Ilahi agar kembali hadir ke muka bumi.

Jadi, jika pemuda Muslim sudah mantab untuk melakukan pergerakan ini, segerakanlah. Marilah berani mengambil langkah pasti. Saatnya pemuda Islam tampil sebagai Muslim sejati, memantaskan diri menjadi pemimpin sejati dan pantang menyerah mengejar ridho Ilahi. Saatnya, pemuda ambil bagian dalam perjuangan mengembalikan sistem Khilafah Islamiyah dalam berkehidupan. Maka, mari tunjukkan pergerakan kita dan nyatakan bahwa “Di sinilah kita berada.” My Movement, My Real Style! []

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peran Perempuan Mengembalikan Kepemimpinan Islam

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd* Perempuan dan anak pun menjadi kelompok yang paling rentan terhadap tindak kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi. Problematika yang kompleks dan memilukan yang dialami kaum perempuan hari ini merupakan buah diterapkan sistem bathil, Kapitalisme-Demokrasi. Fakta yang ada, menunjukkan sistem ini telah mengeksploitasi kaum perempuan di seluruh dunia demi menghasilkan pendapatan negara dan melipatgandakan keuntungan bisnis para Kapitalis.  Tak peduli bila harus mengorbankan kehormatan dan kesejahteraan perempuan. Sistem Kapitalis-Sekuler telah membawa seluruh manusia ke dalam kesengsaraan, termasuk juga kaum perempuan. Sebab, Kapitalisme hanya mengukur partisipasi perempuan dalam pembangunan bangsa sekadar dari kontribusi materi.  Rasulullah Saw pernah bersabda: “Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu merupakan perisai, di mana (orang-orang) akan berperang di belakangnya dan berlindung dengan (kekuasaan)-nya.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, dll). Sayangn

Kumpulan Cerpen "Muslimah Banua Menulis": Candy Love

Dunia remaja memang kaya warna. Kelip-kelip kenangan memancar dalam ingatan, sulit terlupa meski usia beranjak dewasa. Masa sarat potensi, kejar prestasi, penuh dorongan ingin mengabdi pada Allah Yang Maha Suci, tentunya tak luput dari tantangan. Pengorbanan meraih cita, tertatih menggenggam asa, tertuang dengan jernih dalam nuansa kumpulan cerita pendek ini. Kadang nasihat dirasa menjemukan. *Candy Love* hadir untuk berkaca, merenungi sekelumit kisah hidup, untuk mematut diri, sudahkah cukup hiasan diri, menjadi remaja muslimah sejati. *Candy Love* adalah karya persembahan penulis-penulis muslimah muda Banua(Kalsel). Mencoba merangkai kata, menyentuh rasa, menggugah pemikiran agar remaja muslim bangkit, mengembangkan potensi diri, berkiprah 'tuk prestasi dunia-akhirat, serta menyumbangkan segenap pikiran dan tenaga untuk kebaikan umat. #MuslimahBanuaMenulis

Game Online dan Nasib Generasi

O leh: Fathanah Mukhlisah, S.Pd (Pemerhati Sosial dan Pendidikan) . Akhir-akhir ini, publik dihebohkan dengan kontroversi game online PlayerUnknown's Battlegrounds (PUBG). Pasalnya, game yang satu ini mencuat lantaran Majelis Ulama Indonesia (MUI) sempat akan melabelinya dengan fatwa haram. Kontroversi game PUBG awalnya mencuat lantaran dikaitkan dengan aksi berdarah penembakan oleh teroris di masjid Selandia Baru. Puluhan nyawa melayang akibat aksi sadis tersebut. . Terkait hal ini, Sekretaris Komisi III DPRD Banjarbaru, berharap agar vonis terhadap game ini benar-benar ditimbang dan dikaji. Ditambahkannya, meskipun nantinya akan benar-benar dilarang secara resmi. Ia menginginkan agar alasan dan dasar pelarangan bisa tersosialisasi dan tersampaikan secara komprehensif (kalsel.prokal.co, 03/04/2019).  . Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kalimantan Selatan siap menyosialisasikan hasil kajian MUI pusat terkait fatwa haram bermain game smartphone Player Unknown Battle Ground's (PUBG),