by: Nor Aniyah
Seorang Bapak Tua berpeci tak berdasi
Beliau berdiri persis di hadapan kami
Meski ragu mencekat kata
Kuberanikan diri mengungkap tanya
Kenapa saya berbeda?
Beliau jawab, "Haruskah kau menjadi sama seperti mereka?"
Benar, tidak harus juga
Beliau berkata, "Ndu, yang istimewa itu memang berbeda."
Kenapa hari ini mau bicara pada kami?
Bukankah banyak yang pintar di kota sana?
Beliau jawab, "Ingatlah kembali suatu masa."
"Imam Syafi'i itu dari pedalaman juga."
Meski singkat, begitu bermakna
Kuyakin kini di raga kami pun ada dia
Terima kasih Bapak Tua berpeci
Sudah datang, berkunjung ke mari
Kandangan, 24/06/2016
*Dalam kumpulan "Puisi Peradaban Mulia"
Komentar
Posting Komentar