Oleh: Nor Aniyah, S.Pd*
Para pemuda begitu ditunggu aksinya. Sejumlah ajang pencarian bakat pun mencuat. Boy band & Girl band. Berebut menjaring talenta kaum muda.
Jika ada yang baru, dan dipelopori oleh remaja, terasa memiliki magnet kuat untuk ditangkap kamera. Sebagai contoh, sempat tersiar tiga remaja dari pelosok Garut, Jawa Barat. Mengangkat berbagai kritikan sosial dengan aktif dalam band metal, Voice of Baceprot. “Baceprot” artinya bawel atau berisik (dalam bahasa Sunda). Grup band metal berhijab ini sempat viral, disorot media internasional.
Para remaja yang patut diapresiasi. Namun, sayang belum punya pemahaman utuh. Terkait dengan aturan Islam, khususnya untuk perempuan. Antara kewajiban menutup aurat yang masih belum pas sesuai syar'i. Serta terkait aktivitas ber-tabaruj dan tampil dilihat penonton, jatuhnya ikhtilat.
Pemahaman belum tuntas. Menimbulkan masalah lain. Melakukan perjuangan, namun di waktu bersamaan menjadi korban. Dimanfaatkan oleh kapitalis hiburan.
Remaja kini cenderung jadi "pengikut". Mengikuti tanpa berpikir panjang. Maunya serba instant. Berkutat dalam masalah pribadi. Ogah memikirkan yang susah.
Adakah yang care, peduli sekitar? Sangat jarang, bahkan langka. Hal ini bermuara dari diterapkannya sistem kapitalisme. Pandangan hidup tersebut yang telah memisahkan kehidupan dunia dan akhirat, dan mengukur segala sesuatu dengan ukuran kapital (manfaat). Menciptakan mental individualis, tanpa peduli orang lain. Termasuk saudara seiman.
Padahal banyak nash, baik dalam Alquran maupun Hadits, menegaskan bahwa sesama Muslim bersaudara. “Sesungguhnya kaum Mukmin itu bersaudara." (TQS. Al-Hujurat [49]: 10). Baginda Rasulullah SAW pun bersabda, "Seorang Mukmin adalah cermin bagi saudaranya yang beriman; dia melindunginya dari bahaya dan membelanya di belakang punggungnya." [HR. Bukhari].
Perlu disadari umat Islam adalah ummah wâh idah, umat yang satu. Kesamaan umat ini terwujud dalam banyak hal, mulai dari Tuhan, Kitab, Rasul, kiblat, dan lain-lain. Semuanya sama.
Pernahkah remaja melihat? Di sekeliling, banyak dampak kerusakan sistemik akibat tidak diterapkan syariat. Generasi muda terancam narkoba dan seks bebas. Lesbian dan gay yang dilaknat Allah SWT justru dilindungi oleh negara kapitalis. Hingga kasus korupsi, dan hukum ketidakadilan penguasa terus terjadi.
Menghadapkan muka melihat dunia. Kaum Muslim mengalami ketidakadilan, penderitaan. Dijadikan pecundang oleh negara-negara adidaya, Barat.
Di Suriah, umat Muslim terus menghadapi kekejaman rezim Bashar Assad yang berkonspirasi dengan Iran, Rusia dan Cina. Sejak Arab Spring terjadi 2011, di Suriah sudah lebih dari 500.000 orang terbunuh dan jutaan lainnya mengungsi.
Di Palestina, kaum Muslim yang hampir 14 abad menjadi penduduknya, selama puluhan tahun harus tinggal di wilayah sempit Jalur Gaza dan Tepi Barat. Mereka hidup di bawah bayang-bayang kekejaman militer Israel yang tidak sungkan menembak mati anak kecil dan perempuan.
Di Xinjiang, Tiongkok, kaum Muslim pun mengalami penderitaan. Dalam kerusuhan tahun 2014 lalu diperkirakan sekitar 1000 warga Muslim tewas di tangan militer Tiongkok. Mereka juga tidak bebas menjalankan ibadah, bahkan sudah beberapa tahun dilarang keras berpuasa Ramadhan, termasuk Ramadhan tahun ini.
Kondisi memilukan juga dialami umat Muslim Rohingya. Selain terusir, mereka juga dibunuh dengan cara keji seperti dibakar hidup-hidup. Kaum Muslimahnya diperkosa oleh pasukan militer dan para biksu Budha di Myanmar.
Nasib Muslim di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat pun makin terancam. Gelombang opini anti-Islam semakin meningkat. Survei yang dilakukan oleh perusahaan riset asal Amerika Serikat, Pew Research, yang dirilis 11 Juli 2016 lalu, menunjukkan kebencian terhadap Islam dan kaum Muslim di beberapa negara Eropa telah melonjak pada tahun 2016. Kebencian ini melahirkan gelombang kekerasan kepada umat Muslim. Sejumlah Muslimah diserang di sejumlah negara. Sejumlah masjid dibakar seperti di Inggris, Jerman, Bulgaria juga di Texas, AS. Beberapa negara seperti Prancis melarang pemakaian burqa di jalan-jalan oleh para Muslimah. (Al-Islam No. 861, 16 Juni 2017).
Umat tidaklah menjadi khoiru ummah. Belum terwujud Islam yang rahmatan lil alamin. Semua tidak boleh diam. Mesti ada keinginan mengubah. Untuk mengubah kondisi umat menuju kebangkitan. Diawali dengan perubahan pemikiran, peduli. Peduli terhadap sekitarnya, bahkan dunia. Terlebih, memikirkan masyarakat adalah lebih tinggi nilainya daripada memikirkan diri sendiri.
Sebagai wujud kepedulian, tentu tak cukup sebatas simpati dan mendoakan. Karena faktanya, mereka terus-menerus menderita. Perlu tindakan nyata.
Harus disadari semua yang menimpa di dunia, memperlihatkan bahwa kini umat tidak lagi memiliki pelindung yang menjaga nyawa, kehormatan, kemuliaan dan kekayaan mereka. Apa penyebabnya? Tidak lain karena pelindung yang selama berabad-abad melindungi umat Islam telah hilang. Itulah Imam atau Khalifah yang menegakkan hukum Allah SWT.
Rasulullah saw menyatakan, "Akan ada era kenabian di tengah-tengah kalian. Atas kehendak Allah, ia akan tetap ada. Kemudian Dia mengakhirinya jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti metode kenabian." (HR Ahmad dari Nu'man bin Basyir).
Islam mendorong pemuda mengambil peran di jalan ini. Generasi yang membawa seruan Islam bersama Rasulullah Saw di Mekah dan menegakkan Negara Islam pertama di kota Madinah, berusia antara lima belas dan empat puluh. Mereka juga pemuda. Masa mudanya tidak untuk sia-sia, tetapi untuk membangun peradaban.
Bisakah pemuda menyuarakan aspirasi sesuai syar'i? Bisa. Yaiut, melakukan amar maruf nahi munkar, menyurakan kebenaran dan menentang kebathilan. Sebagaimana Rasulullah saw dan para sahabatnya berjuang melawan seluruh kebatilan. Menghadapi segala rintangan dalam meninggikan agama Allah Swt. di muka bumi dengan menegakkan sistem Ilahi.
Allah SWT berfirman: "Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal salih dan berkata, Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?" (TQS Fushshilat [41]: 33).
Turut menjadikan permasalahan umat sebagai masalah utama dalam hidup. Bersungguh berjuang menerapkan aturan Allah sebagai wujud kepedulian. Menjadi penolong agama Allah demi tegaknya syariah secara kaffah.
Kiranya, inilah remaja yang kehadiran dan suaranya dirindukan. Semoga obor kebaikan kembali menyala. Harapan berkibarnya panji Rasulullah saw dan kembalinya mahkota kemuliaan kaum Muslim bisa bermula dari tangan para pemuda.[]
*) Pemerhati Remaja
Komentar
Posting Komentar