Serasa ada yang berdenyut di jantung Mayna. Api yang memanaskan kepalanya, bak diguyur salju. Nyaman sekali.
Cantik?
Sumpah, baru sekali ini ada yang memujinya cantik. Papa Mamanya saja tak pernah memuji. Sudahlah dengan kesibukan yang menuntut mereka jarang di rumah. Satu-satunya penghargaan hanya ditampakkan setiap bagi raport. Mayna pintar.
Kakek dan Nenek juga begitu. Mereka profesor terkenal dengan jam terbang tinggi, meski telah di usia lanjut. Pujian hanya berlaku untuk prestasi, prestasi dan prestasi.
Jadi, rasanya aneh ketika dipuji cantik.
Untuk sesaat, Mayna terpana. Kali ini pipinya merona bukan karena marah. Dadanya mendesir gugup, malu, tersanjung. Sampai kemudian Arda menegur, tersenyum, dan menyodorkan sesuatu padanya.
"Mau permen?"
***
Kontributor:
Azizah Huurun'iin, Dayankglov, Desi Hidayanti, Eva Liana,
Hazkia Maria, Ifa Al-Fikr, Nor Aliyah, Nor Aniyah,
Reda Ari Yantie, Rezkia Norliati, Sri Mulia Tini
#MuslimahBanuaMenulis
Diterbitkan oleh: Zukzez Express
Komentar
Posting Komentar