Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2018

“We Are Muslim" Bersaudara Karena Islam

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (TQS. Al-Hujurat: 10). Kaum Muslim seluruhnya adalah bersaudara. Di mana pun kita berada. Mau beda kampung, kota, negara ataupun benua. Tinggal di wilayah Timur, Barat, Utara, Selatan. Warna kulit putih, cokelat, merah atau hitam tidak masalah. Kita semua bisa dihubungkan dalam satu ikatan, dengan landasan iman. Layaknya satu tubuh. Saat anggota badan lagi demam. Tidak mungkin bisa tidur nyenyak. Yang ada, akan terbangun sepanjang malam. Karena merasakan derita yang sama. Saudara pun tidak akan pernah meninggalkan. Tidak hanya ada saat bahagia, tapi juga menguatkan saat diterpa kesulitan. Tak sekadar bersama saat dapat berkah, saudaralah tetap bersamamu dalam musibah. Saling percaya dan mendoakan kebaikan. Bila ada keributan itu antar saudara wajar, sebab ada sedikit perbedaan. N

Ilmu yang Harus Diamalkan

Oleh: Nurul Hidayah Wahb bin Munabbih berkata, “Permisalan orang yang memiliki ilmu lantas tidak diamalkan adalah seperti seorang dokter yang memiliki obat namun ia tidak berobat dengannya.” (Hilyatul Auliya’ , 4: 71). Kita sebagai Muslim sudah tahu tidak boleh pacaran. Kok, masih berpacaran? Buat apa kita mempelajari ilmu agama, kalau tidak memahami dan tidak mengamalkannya. Mungkin akan ada banyak orang yang masuk neraka, karena dia hanya bisa membicarakan orang. Sedangkan dirinya dan keluarganya sendiri tidak diurusi. Membiarkan berakhlak yang buruk. Mendiamkan mereka berbuat maksiat. Jika kita ingin menjadi anak yang sholihah, maka tak cukup diri sendiri. Haruslah juga agar keluarga kita dididik biar sholihah. Kemudian, berusaha menjadikan anak-anak dan masyarakat di sekitar juga sama, sholihah. Nah, menulis bisa sebagai sarananya. Menulis itu bisa menambah wawasan kita, sekaligus menambah ilmu agama. Serta, bisa memotivasi orang lain ke jalan yang benar. Allah SWT yang telah

Islam untuk Mengatur Kehidupan

Oleh: Anita Indriani Islam adalah agama yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw untuk mengatur segala kehidupan. Bisa hubungan dengan Allah SWT, hubungan dengan manusia yang lain. Juga hubungan dengan diri sendiri. Ketika kita memiliki masalah, maka selesaikan sesuai dengan aturan Allah SWT. Kalau tidak, bisa banyak yang stress hingga menyebabkan bunuh diri. Indahnya Islam jika kita ikut aturan, hidup jadi lebih tenang. Islam sebagai yang mengatur. Syariat Islam juga adalah aturan yang diturunkan oleh Allah SWT untuk umat manusia. Agar manusia dapat hidup dengan tenang. Rasulullah saw bersabda: ”Barang siapa yang menghendaki kehidupan dunia maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa yang menghendaki kehidupan Akhirat, maka wajib baginya memiliki ilmu, dan barang siapa menghendaki keduanya maka wajib baginya memiliki ilmu." (HR. Turmudzi) Untuk tahu apa saja aturan Allah SWT pun kita harus tahu ilmunya. Harus mencari ilmu. Karena ilmu sangat bisa menjadi amal untuk k

Agar Tulisanmu Berjiwa

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Sulitkah menjadi penulis itu? Sebenarnya mudah, namun perlu jerih payah. Untuk bisa menulis memang dibutuhkan wawasan luas. Seringlah membaca. Bukan hanya terbatas pada buku saja. Bacalah diri, lingkungan, masyarakat, dan fenomena apa yang ada di alam semesta ini. Hal itu akan membantu kita menjadi penulis yang peka. Memang kita harus selalu mengasah kecerdasan pikiran dan kepekaan perasaan, supaya dapat memaknai setiap momen yang ada. Munculkanlah kesadaran pada diri kita bahwa hal ini bisa dipelajari. Mahir menulis nggak dibawa dari lahir.  Bagaimana agar tulisan bisa berjiwa? Ya, maksudnya di sini adalah agar bisa menghidupkan dan memberikan pengaruh positif (kebaikan) dengan keberadaan tulisannya. Maka sebelumnya perlu tahu apa tujuan menulis. Kenapa kamu memilih menulis dalam hidupmu? Hidup ibarat sebuah perjalanan. Penting punya visi dan misi. Akan ke mana kamu mau berjalan? Jalan mana yang akan kamu pilih? Dan apa yang ingin kamu siapkan untuk bekal di

Islam Melawan Terorisme

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Mengiringi Ramadhan tahun ini kita kembali disambut dengan berbagai peristiwa yang mengejutkan. Mulai dari banyaknya serbuan tenaga kerja asing, naiknya harga kebutuhan pokok, hingga beruntunnya teror bom. John Pilger, seorang Jurnalis Australia pernah mengatakan bahwa, “Korban terbesar terorisme adalah umat Islam. Hakikatnya tak ada perang terhadap terorisme, yang ada adalah perang menggunakan alasan terorisme.” Sudah menjadi rahasia umum bahwa terorisme adalah sebuah konspirasi Barat, yang sengaja dijadikan sebagai alasan untuk menyerang Islam. Adalah tuduhan yang tak berdasar ketika mengaitkan teroris dengan aktivis kelompok dakwah yang kesannya taat syariat. Bahkan menghubungkan dengan perjuangan penegakkan syariah Islam. Masyarakat harus waspada dengan opini yang menyesatkan, bahwa teroris sering  diidentikkan dengan aktivis dakwah atau kelompok dakwah tertentu. Karena syari’at Islam justru mewajibkan umat Islam untuk menghormati kesucian rumah ibadah da

Islam Selamatkan Negeri

Oleh: Nor Aniyah, S. Pd Islam adalah pedoman hidup yang membawa kesejahteraan dan rahmat bagi semesta alam. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur urusan pribadi, masyarakat dan negara. Islam yang kaffah ini menuntut setiap Muslim mendakwahkannya  menyeluruh, mulai dari akidah, syakhsiyah, syariah, dakwah maupun sistem untuk memerintah. Rasulullah saw dan para sahabatnya menjadikan akidah Islam sebagi fondasi peradaban. Mereka membangun peradaban dengan menegakkan syariah Islam dalam seluruh aspek kehidupan. Kaum Muslim pun hidup sejahtera sampai sekitar 13 abad lamanya. Namun, kita lihat sungguh berlainan dengan keadaan zaman sekarang. Kesengsaraan meliputi seluruh manusia di dunia. Penyebabnya tidak lain karena meninggalkan aturan Sang Pencipta. Sistem hidup yang dipakai bukanlah meneladani Rasulullah saw. Tapi, memakai sistem yang bertentangan dengan Islam, yakni kapitalisme-demokrasi. Yang terjadi meratanya kesengsaraan pada umat. Sedangkan negara-negara kapitalis terus me

Persatuan di Bulan Ramadhan

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Bulan Ramadhan kembali datang menemui kita. Ramadhan memang bulan penuh berkah. Berkah, bertambahnya nilai kebaikan yang dilakukan di dalamnya. Sehingga jangan sampai dibiarkan bulan Ramadhan tahun ini kembali berlalu begitu saja. Salah satu makna di bulan Ramadhan adalah adanya kesatuan kaum Muslim. Kesatuan mengawali dan mengakhiri Ramadhan merupakan hal yang penting dan wajib. Agar terhindar dari keragu-raguan dan perselisihan. Sabda Rasulullah saw: “Berpuasalah kalian karena melihat hilal dan berbukalah kalian karena melihat hilal. Jika pandangan kalian terhalang, sempurnakanlah hitungan bulan Sya'ban menjadi 30 hari” (HR. Al-Bukhari dan Muslim). Awal dan akhir Ramadhan harusnya ditetapkan berdasarkan pantauan bulan ( ru’yatul hilal ). Mayoritas ulama berpendapat bahwa; jika suatu negeri berhasil melihat bulan, hasil pantauan hilal negeri itu berlaku bagi seluruh kaum Muslim di dunia, tanpa memperhatikan perbedaan mathla ’ (tempat bulan terbit) maupun

Marhaban Ya Ramadhan

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Kata " Tarhib " artinya gembira, suka, atau senang. Bergembira hati karena menyongsong bulan Ramadhan. Acara bergembira ini bisa dengan banyak hal yang dilakukan seperti waktu dulu orang-orang mengarak obor keliling kampung sambil bertakbiran. Namun, kini sudah jarang. Bagus kita semarakkan lagi penyambutan Ramadhan dengan mengadakan acara, ceramah atau kajian yang bermakna dan bernilai pahala. Kenapa kita harus gembira menyambut Ramadhan? Karena banyak keistimewaan dengan datangnya bulan Ramadhan. Ibarat tamu agung, tentunya kita sambut dengan suka cita. Marhaban ya Ramadhan! Sebagai cerminan sikap seorang Muslim, sudah seharusnya gembira menyambutnya. Sebagaimana yang Rasulullah saw sampaikan tentang bulan Ramadhan, seperti digambarkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Khuzaimah: "Andai tiap hamba mengetahui apa yang ada dalam Ramadhan, maka ia akan berharap sepanjang tahun itu Ramadhan terus." Banyak sekali keutamaan Ramadhan.

Persahabatan Keong, Cacing dan Kalajengking

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Nggak nyangka, banyak utang di negeri yang katanya kaya raya. Zamrud khatulistiwa. Berlimpahan sumber daya alam, berisi berbagai hasil bumi. Harusnya orangnya pinter, makmur, dan subur. Tapi, faktanya seakan semua itu bohongan saja. Kenapa masih banyak terjadi kemiskinan, kelaparan, dan tindak kejahatan? Berita viral pun bersusulan. Ketika mahal harga daging, disuruh makan saja keong. Saat di kaleng sarden ada cacing, dibilangnya, makan saja banyak proteinnya. Nah, saat terjadi serbuan tenaga kerja asing dan hegemoni aseng, dianjurkan menjual racun kalajengking. Sungguh aneh. Punya gunung emas, diberikan kepada asing. Malah diajak berburu kalajengking. Bayangkan, seekor kalajengking hanya bisa menghasilkan sekitar 0,5 miligram racun. Jadi, untuk dapat mencapai 1 liter racun harus ada 2 juta ekor kalajengking. Mau mencari ke mana? Mau sampai kapan? bukannya memperoleh uang salah-salah nyawa melayang. Tewas akibat racun itu. Emang, penguasa mau tanggung jawab?

Kesan Bagi Hari Pendidikan

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Baru saja kita peringati suatu hari penting untuk generasi. Hardiknas, Hari Pendidikan Nasional. Peringatan ini mestinya menjadi refleksi untuk terus berbenah dan melakukan perbaikan. Khususnya, dalam upaya mencetak insan cerdas penerus peradaban. Hari pendidikan, sejatinya ada bukan hanya untuk diperingati. Tapi, mestinya menjadi ajang untuk dievaluasi. Apakah pendidikan sudah berhasil melahirkan manusia berkualitas pembangun negara? Apakah pendidikan telah mampu memanusiakan manusia atau malah sebaliknya? Peringatan Hardiknas kita kali ini rupanya diiringi dengan maraknya tawuran antar pelajar. Seperti, kasus dua kelompok pelajar dari dua sekolah berbeda di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terlibat tawuran menggunakan senjata tajam, 19 April. Seorang pelajar tewas, sementara satu lainnya mengalami luka terkena sabetan senjata. Lalu, terungkap pula ulah belasan siswa sekolah dasar (SD) di Purwakarta, Jawa Barat yang hendak tawuran. Mereka hendak menyerang sisw

Memberantas Korupsi Para Tikus Berdasi

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Makin hari kok bertambah kelam saja masalah yang negeri ini. Banyaknya kerusakan yang menimpa para muda sudah sangatlah luar biasa. Sekarang, kita menghadapi masalah baru lagi, yakni pencurian besar-besaran kas negeri oleh tikus-tikus berdasi. Betapa tidak, telah ada sebanyak sepuluh kepala daerah menyandang status tersangka korupsi di KPK pada tahun 2018. Beberapa di antaranya terjaring dalam operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK. Berdasarkan data yang dirangkum dari detikcom, enam kepala daerah tersebut terkena OTT yang dilakukan KPK, dari Bupati Hulu Sungai Tengah Abdul Latif hingga yang terakhir Bupati Bandung Barat Abu Bakar. Sementara itu, empat kepala daerah lain menjadi tersangka kasus korupsi karena hasil pengembangan kasus sebelumnya. Kebanyakan kepala daerah tersebut terjerat kasus penyuapan. Bahkan, dari 10 kepala daerah yang menjadi tersangka dan ditahan KPK itu, ada yang tengah mencalonkan diri kembali dalam ajang pilkada. ( https://m.

Peran Media dalam Pandangan Syara'

Oleh: Nor Aniyah, S.Pd Begitu besar pengaruh media mengisi ruang kehidupan. Bahkan, satu orang bisa punya banyak akun media sosial, puluhan sampai ratusan. Biasanya sih akunnya anak sekolahan. Namun, seiring waktu media pun akrab dengan kalangan dewasa,  dan orang tua. Chatting, berbagi tulisan, dan info penting buat orang lain. Beriklan, jualan macam-macam barang dan jasa. Begitulah, media bisa sebagai sarana informasi, hiburan, pertemanan, sampai urusan pemasaran bisnis atau pemenangan calon pemimpin. Berbagai hal penting bisa terjadi melalui sentuhan jari. Di antara media seperti Twitter, Instagram, Line, WhatsApp, dan lain sebagainya, Facebook masih termasuk deretan media sosial yang terkemuka. Namun, belakangan ini Facebook menuai banyak pro-kontra. Kasus bocornya 1,3 juta data pribadi pengguna Facebook di Indonesia dan 86 juta pengguna Facebook di dunia dinilai oleh banyak pihak merupakan persoalan yang serius. Untuk menjamin keamanan data pribadi warga negara, Presiden Joko